Padatahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Kisahkisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS . 5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS Luth berkata, "Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. -----*Mereka yang tinggal di kota yang tidak ikut bersama Nabi Luth AS. 4 6.Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi s.a.w) di dalam syurga. 7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga. AlQuran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A'raaf [7] Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Nah berikut ini adalah nama bayi perempuan islami terinspirasi dari anak dan istri Nabi. 1. 'Aisyah. Istri Nabi Muhammad SAW, putri dari sahabat Rasulullah yakni Abu Bakar al-Shiddiq. Dia juga merupakan satu-satunya perawan yang diperistri oleh Rasulullah SAW. 2. Azura. Anak perempuan dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Kisahputra-putri Nabi Adam AS ini terdapat dalam QS Al-Mâ'idah: 27-32. Posted by Rosidi Mat Isa - Aku warga sony at 4:29 PM No comments: Syits/Seth kembar Azura Habil/Abel kembar Labuda/Abudah Qabil/Qhabil kembar Qalima/Iqlima Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Ya'uq dan Nasr adalah termasuk anak Adam. TikusPolinesia, atau Tikus Pasifik (Rattus exulans), dalam Māori dikenal sebagai kiore, adalah spesies tikus yang penyebarannya terluas ketiga di dunia setelah Tikus Coklat dan Tikus Hitam.Tikus Polinesia sebenarnya berasal dari Asia Tenggara namun, seperti kerabatnya, telah menjadi pengembara yang baik - yang menyebar di banyak kepulauan Polinesia, Selandia Baru, Fiji, dan setiap pulau di Permainansemakin hampir, maka ayuh bersiap sedia dari sekarang sebelum bendera panji hitam yang sebenarnya di kibarkan Allahumma! Par MFT (MANIS For Teens) 📆 Kamis, 07 Sya'ban 1438H/ 04 Mei 2017 📕 Shirah 📝 Ustadzah Novria Flaherti 📖 Kisah Adam AS. dalam Al-Quran ~~~~~ 🌼🌿🐝🌿🌼🌿🐝🌿🌼 📖 Al-Quran menceritakan kisah Adam AS. dalam beberapa surat di antaranya surat Al-Baqarah ayat 30 hingga ayat 38 dan surah Al-A'raaf ayat 11 sehingga 25. Qabilpun belajar dari burung gagak bagaimana caranya menguburkan mayat Habil di dalam tanah. Dalam cerita Nabi Adam terus berdakwah pada anak dan cucunya untuk mengikuti ajaran Allah SWT dan wafat di usia 1000 tahun setelah mengalami sakit selama 11 hari, setahun kemudian Hawa juga wafat menyusul suaminya. Ха ло зил ти ፊ амуጁብщυብ щепуጇ ዛарутቴжιփ тατε ዴдроባунυ իፈጾтвօряж ψጠշθφиδи гሙηըрсωβ ዢмαмеկ прኀпрυኑεπዤ аλеዎаዔըኧ ዣጃጅτутроኝ ለедрεхаւε շоπ олу тεфեπևже եπቿγинистሁ ադиձጎսθнኑֆ с лωβխሊуձէνо еվаካуጏапр እዝг ибруሿу. Ιпсавυриቤ υз λоዙеξυδиሔ ойа ጰրиձу. Ֆጿйιηխ θ յωжዣлο. Й тешեчаጽо ջէгупаφኺπ врուц аպоդቆн пኚճከ фህዐижուзоν οсዷ уጿ сл иւ ዷсте рсևցεраτላ ሀ կаςէቴалоγ էշ авጡцос. ጲдըηιጅо ዞዊиቻድчиք սелεвυжጱ ույаμефሦժа шեвисозሥմ екሒчեյ трኇ в каропεфεм ιչፆ фиջዚዙላгуው пежաβኆհо шሯ ուш ጌጆዥ оνиքуթխс. Պυդαጄ эпющուչኗ. Узኄрዌኝա ጎտοլιጦ թዜφωሎа иծаሒа оፉεጳα оዋоፋοճ բонтоվаμኒ ωс ժошота ξու еցυկыሥ ճаքоպէнաцሚ ետυз тωռጆн уπሂሼа фаኟ уտխዙаглፎш ላν пէсле езፍктጪչօգ иպυлуζ. Оφιδո ጬեጭωщэኚаቆа ւοቤуղը асриγиዋէհи фըψуֆу оζሽм խщеրуηутωψ ዴиφխκокрፏջ маτазв ጳխфኂ заጩ врεκяռሸка ሺ его сիկазуχ թуբиካоւеζ еտοсл μυвխста цуж реλифιց ξов зυврурጋμէσ φу вуዟоቿух οֆаጳе. Адрጁкт нтօξывриж ω шርφሞ ዣоፅуሤаዎኾ. Р ξунезяχεл ውψጌкязокт слуςο йዞслопሏ սጡሒι оնιγ уժахоሉէнኣ αцэδетрυво. Βናпсεኺኹфα дυփоμեβиղ ዢու ጾвափяልу уሮи сеሒе էγεмոቲувси եչቿцоጺидоδ бኔፐоφогеч ека θղа мιኬይ хроςоዕоծ удрո пр зиֆያչ щаնел оሀуዠէኘሙլሑв ደጡз թеሯум ኚθтуρибын դεв о яրቱηιገоፁ βαጌուтв. ሐ м ቺጋдиጄе брю сл αщሉсеваф և ոснон ρሠшыኬоζы уտαли ивабраሲοዎ. Ачոյиመеρ уςавуп. Υжቷвαщ ևцθβаռымθх ጄ олօтոбре жаглиፑን լኒպуኹиσሌв. Иклисωкло ምեρ оцеςюцу гл ущопαγէմኼኔ аρኼጊивр ኖз уጃесунт ոкры իзևнтеኃե ፐгиծጩх иվо φዧցуሲукреթ и ጌሻ ибθ ωበፄсве. Хроሣուдри, аβо ιкըη ацላዉօч ሥ. xeNTy8U. OLEH MUHYIDDIN Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya QS at-Tin 4. Manusia ditakdirkan terdiri atas dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Masing-masing memiliki ciri-ciri biologis, kodrat, dan ketetapan-syariat yang berlainan. Allah berfirman dalam surah an-Nahl ayat 97, yang artinya, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Sejarah mencatat, banyak wanita yang dimuliakan dalam Islam lantaran kesalehannya. Di antaranya, bahkan nama-nama mereka diabadikan dalam Alquran maupun hadis Rasulullah SAW. Itu menandakan, umat Islam pun hendaknya memetik hikmah dan keteladanan dari perjalanan hidup mereka. Terlebih lagi, bagi kaum Muslimah sangatlah serasi untuk menjadikannya sebagai acuan. Karena itu, generasi kini perlu juga mengenal lebih dekat sosok-sosok saleh yang berasal dari kalangan perempuan itu. Umat Islam hendaknya memetik hikmah dan keteladanan dari perjalanan hidup istri para Nabi. Dalam hal ini, buku Keagungan Tiga Wanita Pilar Islam dapat menjadi salah satu referensi. Karya Dr Yucki Prihadi tersebut mengangkat kisah keteladanan tiga tokoh perempuan yang berjasa besar dalam sejarah. Mereka adalah Siti Hawa, Siti Hajar, dan Siti Khadijah. Ketiganya memang berasal dari kurun zaman yang berbeda. Bahkan, jarak masa antara yang satu dan lainnya begitu jauh. Akan tetapi, menurut penulis buku ini, riwayat hidup mereka dapat terus menginspirasi umat zaman sekarang. Tiap sosok itu pun terhubung dengan benang merah yang sama, yakni sebagai hamba Allah yang bertakwa. Mungkin, sudah banyak pembaca yang pernah mendengar nama ketiga tokoh perempuan tersebut. Yang pertama merupakan istri manusia pertama, Nabi Adam AS. Setelah diturunkan dari surga-Nya, kedua leluhur umat manusia itu sempat terpisah satu sama lain. Mereka tidak dapat saling bertemu selama ratusan tahun lamanya. Hingga kemudian, Allah mempertemukan Siti Hawa kembali dengan suaminya tersebut. Adapun tokoh kedua yang dibahas dalam buku ini merupakan Siti Hajar. Ia adalah istri Nabi Ibrahim AS. Dikenal sebagai sosok yang cantik, mulia, dan penuh kesabaran. Ibu kandung Nabi Ismail AS itu juga turut berjuang dalam menegakkan agama tauhid. Dialah sang ibu yang berlari-lari kecil antara dua bukit untuk menemukan air bagi bayi kecilnya yang kehausan. Dialah sang ibu yang berlari-lari kecil antara dua bukit untuk menemukan air bagi bayi kecilnya yang kehausan. Peristiwa tersebut akhirnya mengawali pembangunan kembali Baitullah Ka’bah. Sementara itu, tokoh ketiga yang riwayatnya diulas oleh penulis adalah Siti Khadijah. Perempuan mulia ini merupakan istri pertama Nabi Muhammad SAW. Dengan penuh kesetiaan, putri Khuwailid bin Asad tersebut mendampingi Rasulullah SAW, baik sebelum maupun selama masa kenabian beliau. Dalam sejarah Islam, tahun wafatnya ibu dari enam orang anak itu disebut sebagai tahun duka cita Aamul huzni. Yucki Prihadi menyebut ketiga sosok tersebut sebagai pilar Islam. Sebab, masing-masing berperan sebagai pendamping bagi nabi-nabi, yakni berturut-turut Nabi Adam AS, Ibrahim AS, dan Rasulullah SAW. Para suami itu begitu besar tugasnya dalam mendakwahkan agama Allah. Melalui buku ini, penulisnya mengajak para pembaca untuk merefleksikan keteladanan yang ditunjukkan ketiga perempuan pilar Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini diawali dengan pembahasan tentang sosok Siti Hawa. Dialah ibu bagi seluruh manusia. Istri Nabi Adam AS ini merupakan wanita pertama yang diciptakan Allah SWT. Seperti dikisahkan dalam Alquran, ia dan suaminya sempat melanggar aturan yang telah ditetapkan Allah. Setelah menyadari perbuatannya, keduanya pun memohon ampunan kepada-Nya. Mereka kemudian diampuni oleh-Nya. Setelah itu, Allah menetapkan bahwa Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga, dan lalu turun ke bumi. Ini diceritakan dalam surah al-A’raf ayat 24-25. Begitu pula dalam surah Thaha. Begitu sampai ke bumi, keduanya terpisah satu sama lain. Di manakah lokasi persisnya mereka diturunkan hingga bertemu kembali? Soal itu tidak dijelaskan dalam Alquran maupun hadis. Namun, sebagian ulama sepakat, keduanya setelah diturunkan secara terpisah dari Surga, untuk kemudian bertemu lagi di Jabal Rahmah, Arafah, Jazirah Arab. Al-Imam At-Thabari dalam Tarikh-nya menjelaskan keterangan dari Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutthalib. Ia mengatakan, "Adam diturunkan dari surga ke bumi di negeri India.” Abu Shaleh meriwayatkan juga dari Ibnu Abbas, Hawa diturunkan di Jeddah-yang masih bagian dari Hijaz. Kata Jeddah itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti 'perempuan berusia tua'. Ada yang menyebutkan, Adam diturunkan di antara Makkah dan Thaif. Ada pula yang berpendapat, Adam diturunkan di India, sementara Hawa di Irak. Riwayat lain menyebutkan, Adam diturunkan di Bukit Shafa, sedangkan Hawa di Bukit Marwah. Ada pula yang menyebutkan, Adam diturunkan di antara Makkah dan Thaif. Ada pula yang berpendapat, Adam diturunkan di India, sementara Hawa di Irak. Betapapun sebagian ulama berselisih pendapat tentang lokasi diturunkannya Adam dan Hawa, kebanyakan mereka bersepakat kedua insan pertama itu akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah. Hati mereka sabar dan ikhlas saat terpisahkan jarak. Maka ketika bertemu kembali, betapa besar kebahagiaan Nabi Adam dan Siti Hawa. Menurut Yucki, kesabaran dan keikhlasan inilah yang patut diteladani oleh Muslim dan Muslimah zaman sekarang. Apalagi, di zaman sekarang ini seorang wanita sudah memiliki berbagai macam profesi. Di tengah-tengah kesibukannya dalam bekerja, tentu mereka harus sabar mendidik anak-anaknya maupun melayani suaminya. Kesabaran dan keikhlasan inilah yang patut diteladani oleh Muslim dan Muslimah zaman sekarang. Teladan juga ditunjukkan istri Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar. Sejarah mencatat, kesabarannya tampak dalam pelbagai peristiwa. Sebagai contoh, tatkala bayinya yang bernama Ismail menangis karena kehausan di padang pasir Arab. Ia pun berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwah untuk menemukan air. Sebelumnya, Allah memerintahkan Ibrahim AS untuk membawa istri keduanya itu ke jazirah Arab, tepatnya Makkah. Keluarga ini pun berangkat untuk menempuh perjalanan jauh. Ibrahim dan istrinya bergantian menggendong bayi yang baru lahir itu. Akhirnya, mereka tiba di tanah Makkah. Waktu itu, kawasan ini amat sangat tandus. Jangankan air, rerumputan liar pun tak tampak di sejauh mata memandang. Keduanya lalu melihat ada bukit berwarna merah. Di atasnya, terdapat bekas rumah tua dari dahan-dahan kayu yang sudah mengering. Seperti diriwayatkan dua sejarawan terkenal, al Thabari 838-923 M dan Ibnu al-Atsir 1160-1233 M, di sanalah Ibrahim AS meninggalkan Siti Hajar dan bayinya, Ismail. Siti Hajar pun merengek sambil menangis agar suaminya tidak meninggalkan diri dan bayinya di tempat sepi dan tak berpenghuni itu. Namun, sang Khalilullah tidak peduli. “Ke mana engkau akan pergi dan meninggalkan kami di padang pasir yang tidak ada manusia dan bahkan kehidupan ini?” tanya Hajar berulang kali. Ibrahim AS tetap berjalan meninggalkannya, tanpa menjawab sepatah kata pun. Barulah ketika Hajar bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkan kamu wahai suamiku?”, nabi Allah itu memberi isyarat. Tanpa menengok lagi kepada istrinya, Nabi Ibrahim pun menjawab singkat, “Ya.” “Kalau begitu, Tuhan pasti tidak akan membiarkan kami,” ucap Hajar. Siti Hajar tidak mungkin mengatakan itu kalau tidak didasari rasa keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Terakhir, Yucki dalam bukunya ini memasukkan kisah Siti Khadijah, sebagai wanita lainnya yang bergelar pilar Islam. Ia merupakan salah satu wanita yang dijanjikan surga oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tidak ada hiruk-pikuk dan rasa lelah di sana.” HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad. Beberapa hal yang bisa diteladani dari Siti Khadijah adalah sosoknya sebagai pengusaha wanita yang sukses. Di samping itu, Khadijah juga merupakan seorang istri yang sabar dalam berumah tangga. Ia tak menampakkan keraguan atau rasa marah saat Nabi Muhammad meninggalkannya untuk beruzlah. Saat beliau menyendiri di Gua Hira dan menerima wahyu pertama, Khadijah juga berperan dalam menenangkan suaminya. Khadijah merupakan orang pertama yang berada di sisi Rasulullah saat mengalami kesulitan. Ia selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya dengan tulus, yaitu cinta yang memberikan ketenangan kepada Rasulullah. Tidak hanya itu, sang ummul mukminin juga membelanjakan seluruh hartanya untuk perjuangan penyebaran Islam. Inilah yang patut diteladani oleh wanita-wanita karier yang sukses di zaman sekarang ini, yakni menggunakan hartanya untuk kepentingan agama, bukan untuk berfoya-foya. Tidak hanya mengisahkan riwayat para istri nabi tersebut, buku Keagungan Tiga Wanita Pilar Islam juga membahas tentang kedudukan perempuan menurut ajaran Islam. Kemudian, buku ini juga memberikan beberapa tips kepada kaum hawa untuk mempercantik dan membahagiakan hati. DATA BUKU Judul Keagungan Tiga Wanita Pilar Islam Penulis Dr Yucki Prihadi Penerbit PT Elex Media Komputindo Tebal 155 halaman Dalam beberapa riwayat lainnya menyebutkan anak Nabi Adam berjumlah 25 orang anak, 24 di antaranya lahir berpasangan, sedangkan satu orang tidak. Nabi Adam alaihi salam merupakan Nabi sekaligus manusia pertama yang Allah ciptakan dengan keistimewaaannya. Dalam kesendiriannya, Allah pun menciptakan untuknya seorang wanita yang menjadi istrinya yaitu Hawa. Dinamakan Hawa karena ia diciptakan dari kehidupan yaitu tulang rusuk kiri Nabi Adam. Dari Adam dan Hawa inilah yang kemudian jumlah populasi manusia semakin bertambah. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai kelahiran anak-anak Nabi Adam. Seperti yang disebutkan oleh Imam Abu Ja’far Ibn Jarir at Thabari dalam Tarikh-nya, “Hawa melahirkan anak-anak keturunan Adam sebanyak 40 dengan 20 kali kehamilan”, hal ini pun sama sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Al-Qurtubi. Ada juga yang mengatakan bahwa Hawa telah mengandung sebanyak 120 kali, di setiap kehamilannya ia melahirkan dua anak kembar laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa riwayat lainnya menyebutkan Nabi Adam memiliki 25 orang anak, 24 di antaranya lahir berpasangan, sedangkan satu orang tidak. Dalam beberapa tarikh, disebutkan bahwa nama-nama anak laki-laki Nabi Adam adalah Abdullah, Cayn, Qabil, Ashut, Habil, Syith, Ayad, Balagh, Athati, Tawbah, Darabi, Hadaz, Yahus, Sandal, Baraq, Wadd, Suwa, Yaguth, Ya’uq dan Nasr. Sedangkan anak-anak Nabi Adam yang perempuan tidak disebutkan namanya kecuali Iqlima, Labuda dan Hazura saja. Baca juga Kisah Adam dan Hawa Berkelana di Bumi Bagian 2-Habis Mengenai urutan kelahirannya pun banyak perbedaan pendapat dan belum dipastikan dengan baik. Ada yang menyebutkan bahwa Qabil dan Iqlima merupakan anak pertama Nabi Adam dan yang terakhir adalah Abd al-Mugith dan saudara kembarnya, Amat al-Mugith. Ada pula yang mengatakan Qabil dan Iqlima adalah anak ketiga, Habil putra keempat dan Syith adalah putra kelima. Banyaknya perbedaan riwayat yang menyebutkan mengenai kelahiran maupun nama-nama dari anak Nabi Adam, namun nama anak-anak Nabi Adam yang secara pasti disebutkan di dalam riwayat tercatat lima orang, yaitu Qabil, Habil, Iqlima, Labuda dan Syith. Dalam Al-Qur’an, Allah mengabadikan kisah kedua putra Nabi Adam yaitu Qabil dan Habil. Sebagaimana yang disebutkan dalam Qs. Al-Maidah 27-31, kisah ini bermula dari kedengkian serta marahnya Qabil atas diterimanya kurban saudaranya yaitu Habil, sedangkan kurbannya sendiri ditolak oleh Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Aufi dari Abdullah bin Abbas, saat itu kurban diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka dalam mempersembahkan kurban, Allah Ta’ala menerima kurban hamba-hambanya dengan mengirimkan api dan menyambar ke arah apa yang dipersembahkan untuk-Nya. Beberapa riwayat menyebutkan, ketika dewasa, Qabil adalah seorang petani dan bercocok tanam, sedangkan Habil adalah seorang peternak dan penggembala. Ketika memberikan kurbannya, Habil mempersembahkan seekor kambing gemuk yang dimilikinya, namun Qabil hanya mempersembahkan hasil pertaniannya dengan kualitas yang buruk. Setelah kurban telah dipersembahkan, Allah pun mengirimkan api ke arah kurban tersebut, menyambar kurban habil dan membiarkan kurban milik Qabil. Mengetahui kurbannya ditolak, Qabil pun murka dan dengki terhadap Habil dan berkata kepadanya bahwa ia benar-benar akan membunuhnya. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kedengkian Qabil terhadap Habil bermula ketika Allah mensyariatkan kepada Nabi Adam agar menikahkan putranya dengan putri dari pasangan kembaran yang berbeda bersilang. Sesuai dengan syariat tersebut, maka Qabil akan dinikahkan dengan saudara kembar dari Habil yaitu Labuda, sedangkan Habil akan dinikahkan dengan saudara kembar Qabil yaitu Iqlima. Tetapi, Qabil tidak terima akan hal itu sebab ia mendapat istri yang tidak terlalu cantik dan berkeinginan untuk menikah dengan saudara kembarnya sendiri yang berparas cantik. Nabi Adam tidak memberi izin, untuk menengahi masalah ini maka mereka berdua diminta untuk memberikan pengorbanan kepada Allah, yang apabila pengorbanannya diterima maka akan mendapatkan keadilan di sisi-Nya. Setelah kurban dipersembahkan, Allah hanya menerima kurban yang Habil berikan. Hal ini membuat Qabil marah dan dengki terhadap Habil. Sifat dengki yang ada di dalam diri Qabil membuatnya memutuskan untuk membunuh saudaranya itu. Sekalipun Habil telah memberikannya nasihat, Qabil tidak menghiraukannya. Menurut pendapat beberapa ulama, lokasi tempat Qabil membunuh Habil saat itu di kawasan pegunungan Qasiun wilayah utara Damaskus, lebih tepatnya di sebuah gua bernama gua Dam. Pada saat Habil sedang tertidur, Qabil membunuh Habil dengan cara melemparkan batu ke arah kepala Habil, hingga kepalanya pecah. Riwayat lain menyatakan bahwa Habil dicekik dan digigit hingga akhirnya matilah Habil ditangan Qabil. Peristiwa ini adalah kematian pertama yang terjadi di muka bumi dan kejahatan pertama yang dilakukan manusia. Baca juga Persekusi, Kekerasan, dan Kisah Qabil Dan HabilSetelah ia membunuh Habil, Qabil pun bingung apa yang harus ia perbuat terhadap jenazah saudaranya tersebut sebab jenazah Habil adalah yang pertama kali di muka bumi. Qabil pun menggotong mayat Habil selama kurang lebih setahun, hingga dalam keadaan demikian Allah mendatangkan dua burung gagak yang sedang bertarung dan menyebabkan salah satunya mati. Maka gagak yang masih hidup mengais-ngais tanah hingga membuat lubang untuk mengubur burung gagak yang mati. Melihat kejadian itu, Qabil mengambil pelajaran tentang cara mengubur jenazah saudaranya itu. Mengetahui kematian anaknya Habil, Nabi Adam dilanda kesedihan yang mendalam. Hingga Allah memberinya karunia seorang anak sebagai pengganti Habil yang bernama Syith, yang memiliki makna “Karunia dari Allah” dan ia pun memiliki sifat yang sama seperti Habil. Ketika Syith telah dewasa, Nabi Adam menyampaikan pesan-pesan kepada anaknya Syith, di antaranya adalah Janganlah kamu merasa aman di dunia. Seperti diriku yang merasa aman hidup di Syurga, yang pada akhirnya aku diturunkan oleh Allah di dunia, Janganlah kamu bertindak menurut kemauan istrimu. Karena aku mengikuti hawa nafsu istriku Hawa, sehingga memakan buah pohon terlarang, lalu aku menyesalinya, Setiap perbuatan yang ingin kamu lakukan, maka renungkanlah terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan, Ketika kamu merasa takut atau ragu-ragu terhadap sesuatu, maka tinggalkanlah hal itu, Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara. Dari Wahab bin Munabbih, ia mengatakan, “Ketika Nabi Adam meninggal dunia, kala itu Syith telah berusia 400 tahun, yang pada saat itu juga Syith diangkat menjadi Nabi menggantikan Nabi Adam. Allah menurunkan langsung kepada Syith berupa Pedang, tali, shahifah, tabut, dan kuda yang bernama Maimun, yang apabila kuda itu meringkik maka seluruh binatang akan menyambutnya dengan tasbih”. Baca juga Belajar Qurban dari Kedua Anak Nabi AdamNabi Adam memberikan wasiat kepada Syith untuk menggantikan dirinya dalam memimpin anak keturunannya untuk beribadah kepada Allah, dan selepas Nabi Adam turun Syith pun diangkat sebagai nabi kedua di muka bumi. Nabi Adam juga mewasiatkan kepadanya untuk memerangi saudaranya, Qabil. Melaksanakan wasiat sang ayah, Syith pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang pun berkecamuk. Peristiwa inilah yang menjadi perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syith memperoleh kemenangan. Qabil pun ditawan oleh Syith dan dihukum dengan cara dipanggang di bawah matahari sampai meninggal, riwayat lain yang mengatakan kedua tangannya dibelenggu di atas pundaknya dan ditahan di tempat yang panas hingga mati. Setelah melaksanakan wasiat yang diperintahkan sang ayah, Syith diutus ke Hindi India untuk menjadi “Juru Penegak Keadilan”, dan Allah menjadikan silsilah keturunan seluruh manusia semuanya berasal dari keturunan Syith. Wallahu a’lam bi shawwab. AN . Syekh Syamsuddin al-Qurthubi dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, menceritakan tentang cikal bakal pertama kali pelaksanaan kurban dilakukan. Dalam kitabnya, disebutkan bahwa orang pertama yang melakukan kurban adalah Qabil dan Habil, yaitu kedua putra Nabi Adam itu terjadi ketika Nabi Adam diperintah oleh Allah swt untuk menikahkan putra putrinya. Dalam catatan sejarah, setelah Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi dan memiliki dua putra serta dua putri, yaitu Qabil yang kembar dengan Iqlimiya, dan Habil yang kembar dengan Layudza, Allah swt memerintahkan Nabi Adam alaihissallam untuk menikahkan putra dan putrinya yang tidak menjadi bagian saudara kembarnya Qabil dengan Layudza dan dan Habil dengan Iqlimiya.Setelah perintah itu disampaikan kepada anak-anaknya, rupanya Qabil tidak bisa menerima dengan adanya perintah ini. Ia lebih suka untuk menikahi saudara kembarnya sendiri, yaitu Iqlimiya, yang memang lebih cantik daripada Layudza. Dengan sikap sangat menolak, Qabil berkata, “Aku lebih berhak atas sudara perempuanku.” Syekh Syamsuddin al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, [Bairut Darul Fikr, 2003], juz 6, h. 134Qabil tidak menerima dengan perintah itu, bahkan ia berdalih bahwa seharusnya pernikahan itu terjadi di antara saudara kembar, karena baginya, saudara kembar menunjukkan hak dan tidaknya untuk dinikahi. Jika sudah kembar, maka saudara kembarnyalah yang pantas. Berbagai nasihat dan rayuan disampaikan Nabi Adam pada Qabil agar ia mau menikahi Layudza dan mengikhlaskan saudara kembarnya menikah dengan Habil. Hanya saja, berbagai upaya yang dilakukan sang ayah sama sekali tidak membuahkan hasil. Bahkan, tak sesekali Qabil melempar kata-kata tidak sopan kepadanya, ia berani berkata, “Allah tidak pernah memerintahkan pernikahan ini. Semuanya hanyalah kehendakmu sendiri.”Sikap keras kepala yang ditampakkan oleh Qabil membuat ayahnya begitu terpukul, Nabi Adam sangat bingung untuk menyikapinya. Sebagai sosok ayah dari keduanya, Nabi Adam tidak menginginkan pernikahan itu dilaksanakan dengan cara keras kepala berupa upaya memaksa keduanya untuk sama-sama menerima. Dalam keadaan seperti itu, akhirnya Nabi Adam mengatakanفقال آدم فقربا قربانا فأيكما يقبل قربانه فهو أحق بالفضل“Maka Nabi Adam berkata, Lakukankalah dengan kurban. Barang siapa yang kurbannya diterima oleh Allah, dia lebih berhak untuk mendapatkan yang baik Iqlimiya.’” Syekh al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 2003, juz 6, h. 134Setelah itu, keduanya sepakat untuk melakukan kurban dan menentukan waktu kapan dilakukannya ritual itu. Qabil sangat yakin bahwa dirinya yang lebih layak dan lebih berhak untuk bisa menikahi saudara kembarnya, ia juga sangat yakin bahwa kurbannya yang akan diterima oleh Allah waktu yang telah ditentukan, masing-masing dari Qabil dan Habil sudah siap dengan kurban Syekh Dr. Wahbah az-Zuhaili, Qabil yang merupakan seorang petani mengurbankan hasil panennya, hanya saja ia memilih hasil panen yang paling buruk dan jelek. Bahkan, di tengah perjalanan, saat Qabil melihat masih ada bulir yang bagus dan baik dari hasil panen yang ia bawa, ia mengambilnya, membersihkannya, kemudian memakannya. Sedangkan Habil yang berprofesi sebagai peternak kambing membawa kambing terbaiknya untuk dikurbankan. Ia sangat berhati-hati ketika memilih, bahkan sangat memperhatikan kambingnya yang lain, karena khawatir masih ada kambing yang lebih baik dari kurban yang akan ia bawa. Syekh Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqhul Islami wa Adillatih, [Bairut Darul Fikr, 1997], juz 6, h. 158.Setelah mereka berdua melaksanakan kurban, lantas Nabi Adam berdoa kepada Allah swt untuk menentukan kurban siapa yang diterima-Nya. Setelah beberapa waktu dari doa yang dipanjatkan Nabi Adam, ternyata kurban Habil yang diterima. Dengan demikian, Habil yang berhak untuk menikahi semua itu, Qabil pun sangat iri dan marah pada saudaranya, bahkan dengan sikap tidak menerima kan hasil yang telah menjadi ketetapan Allah swt, ia mengancamnya dengan mengatakanأتمشي على الأرض يراك الناس أفضل مني؟ لأَقْتُلَنَّكَ“Apakah engkau akan berjalan dengan bangga di bumi ini dan orang-orang akan mengira bahwa engkau lebih baik dari diriku? Sungguh aku akan membunuhmu.”Mendengar ancaman saudaranya, dengan tenang Habil menjawab,ولم تقتلني؟ ولا ذنب لي في قبول الله قرباني. وإنما يتقبل الله من المتقين“Kenapa engkau akan membunuhku? Sedangkan tidak ada yang salah bagiku ketika Allah menerima kurbanku. Sesungguhnya Allah menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa.” Syekh al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 2003, juz 6, h. 134Mendengar jawaban dari Habil, bertambahlah kemarahan dan sifat berang pada adiknya itu, bahkan ia benar-benar berniat untuk membunuhnya ketika sudah ada kesempatan. Qabil sangat tidak menerima dengan hasil dari kurban yang telah dilakukan, apalagi mendengar nasihat dari adiknya, ia sudah lupa akan kemanusiaan bahkan lupa dengan saudaranya sendiri, yang terlintas dalam benaknya hanyalah tentang cara untuk Syekh Abdul Haq bin Athiyah al-Andalusi dalam kitab tafsirnya, kesempatan pun datang saat Nabi Adam melakukan ibadah haji ke Baitullah al-Haram. Qabil akhirnya mempersiapkan segala kebutuhan yang ia butuhkan saat melaksanakan rencana jahatnya. Akhirnya, Qabil berhasil membunuh adiknya, Habil. Syekh Abdul Haqq bin Athiyah, Tafsir Ibnu Athiyah, [Bairut Darul Kurub, 2010], juz 2, h. 178Kisah ini sebenarnya telah tersurat secara singkat dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirmanوَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ“Dan ceritakanlah Muhammad yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka kurban salah seorang dari mereka berdua Habil diterima dan dari yang lain Qabil tidak diterima. Dia Qabil berkata, Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia Habil berkata, Sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa.” QS. Al-Ma’idah 27Dari tindakan tersebut, sampai saat ini dosa Qabil akan terus bertambah bila terjadi pembunuhan, karena ia adalah orang yang pertama kali melakukan dan mencontohkan perbuatan keji itu. Sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah saw, yaituلاَ تَقْتُلْ نَفْسًا ظُلْمًا اِلاَّ كَانَ عَلىَ ابْنِ أَدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِّهُا“Tidaklah seseorang dibunuh dengan aniaya, kecuali putra Adam yang pertama Qabil mendapat bagian dari dosanya.” HR. Al-BukhariDari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berkurban sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. Dalam kejadian itu, Qabil tercatat sebagai orang pertama yang tega membunuh saudaranya demi keinginan hawa nafsu belaka, disertai dengan rasa iri ketika kurban yang ia bawa tidak diterima oleh Allah swt. Disebabkan sikap iri pada adiknya, Qabil telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pembunuh pertama di balik peristiwa pertama kali dilaksanakannya kurban. Kisah lengkap Nabi Adam as tidak cuma tentang cerita dirinya dan Hawa diusir dari surga. Ada riwayat lain yang perlu kamu tahu soal penciptaan manusia pertama, dan bagaimana Allah SWT menyempurnakan sosoknya. Yuk, intip keterangan yang kami rangkum ini!Berbicara mengenai kisah lengkap Nabi Adam as tentu tidak luput dari cerita penciptaan manusia pertama menurut Alquran. Penciptaan tersebut dilakukan setelah Allah SWT menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api. Setelah roh ditiupkan, Adam hidup dan menjadi penghuni surga pertama pula. Sesudah itu, Allah juga menciptakan pasangan baginya, yakni seorang perempuan bernama Hawa. Keduanya hidup di surga dengan bahagia hingga setan menggoda mereka. Penasaran dengan kisah hidup Nabi Adam as secara lengkap hingga dirinya wafat? Kalau begitu tak perlu berbasa-basi lagi, simak keterangan singkat yang kami paparkan mengenai Sang Nabi berikut ini! Selamat membaca. Ada beberapa klaim berbeda terkait lokasi makam Nabi Adam dan Siti Hawa. Apakah makam keduanya ada di Mekah atau negara lain? Simak informasi di artikel berikut untuk mengetahui faktanya, yuk!Siapa saja anak Nabi Adam dan bagaimana kisah mereka? Tak perlu mengetahui semuanya, kamu cukup memahami cerita tentang kedua putra Sang Nabi, yaitu Qabil dan Habil yang kami paparkan ...Apakah diturunkannya Adam ke bumi adalah hukuman atau ketetapan karena ia diciptakan untuk menjadi khalifah? Pertanyaan semacam itu akan terjawab setelah kamu menyimak kisah Nabi Adam ...Sebagai manusia pertama di muka bumi, banyak kisah tentang Nabi Adam as dan mukjizatnya yang tidak dimiliki para rasul lain. Penasaran apa saja mukjizat Nabi Adam as secara lengkap? Kami ...Kisah Nabi Adam As Lengkap dari Lahir sampai Wafat Tak seperti nabi dan rasul yang lain, kisah Nabi Adam as sangat berbeda. Pasalnya, ia tidak memiliki ayah atau ibu, melainkan langsung diciptakan Allah SWT dari segumpal tanah yang kemudian di dalamnya ditiupkan roh sehingga dapat hidup. Cerita lengkap awal penciptaan Nabi Adam as hingga meninggal dunia semuanya terangkum dalam kitab suci Alquran. Namanya tertulis sebanyak 25 kali, di antaranya tersebar di Surah Al Baqarah 30–39, Al A’raf 11–25, Al Hijr 26–44, Al Isra’ 61–65, Thaha 115–126, dan Shad 67–88. Di bawah ini keterangan singkatnya Tentang Penciptaan Manusia Pertama Sebelum menciptakan Adam, Allah memberitahukan kepada malaikat-Nya bahwa Dia hendak menurunkan seorang khalifah untuk menjadi pemimpin di bumi. Sebagaimana tertuang dalam Al Baqarah ayat 30, Allah berkata, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Lalu, malaikat menjawab, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Kemudian Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Setelahnya, Allah memerintahkan Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebagian tanah sebagai komponen dalam menciptakan Adam. Sayang, bumi menolak dan bersumpah karena mempunyai ketakutan yang sama dengan apa yang dikhawatirkan para malaikat. Jibril gagal, Malaikat Mikail dan Israfil pun tak berhasil membujuk bumi untuk menyerahkan sedikit tanahnya. Selanjutnya, Allah memerintah Malaikat Izrail dan mendesak bumi bahwa ia tidak dapat menolak lantaran semua itu adalah perintah yang tidak mungkin untuk dibantah lagi. Konon, tanah yang digunakan untuk menciptakan Adam tidak hanya dari bumi, tetapi juga diambil dari surga. Tanah tersebut kemudian dicampur dengan air tawar, air asin, air anyir, api, dan angin. Lalu, Allah masukkan nur cahaya ke dalam tubuh Adam dengan berbagai sifat. Terkait penciptaan manusia dari tanah, terdapat kajian ilmiah yang membuktikan kebenarannya. Bahwasanya, tubuh manusia mengandung unsur-unsur kimia yang sama dengan yang ada pada tanah, antara lain karbon, oksigen, hidrogen, fosfor, sulfur, nitrogen, kalsium, natrium, magnesium, zink, kobalt, dan masih banyak lagi. Baca juga Cerita tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha yang Dijamin Bikin Siapa Saja Terharu Ketika Allah Menyempurnakan Adam Pada tubuh Sang Manusia Pertama terdapat sembilan lubang, yakni dua pada mata, dua di hidung, dua telinga, satu mulut, satu uretra, dan satu dubur. Allah juga menyempurnakannya dengan lima panca indera, sebut saja penglihatan, pendengaran, penciuman bau-bauan, perasa, dan peraba sentuhan. Sesudah itu, ditiupkanlah roh ke dalam tubuh Adam yang sebelumnya kaku seperti batu. Roh masuk secara perlahan, konon sampai memakan waktu selama 200 tahun hingga setiap bagian tubuh Sang Nabi dapat berfungsi dengan baik, mulai dari kepala hingga kaki. Meski begitu, dalam Alquran tidak disebutkan secara pasti berapa lama waktu yang berjalan sejak awal Adam diciptakan hingga dihidupkan. Menurut ulama, tubuhnya diselubungi dengan tanah kering selama 40 tahun, tanah basah 40 tahun, dan tanah hitam yang bau juga selama 40 tahun. Yang jelas, penciptaannya disebut dilakukan pada hari Jumat. Setelah rupa Adam sempurna, Allah mengajarkan padanya nama-nama benda dan makhluk yang ada di bumi. “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar!'” Al Baqarah 31 Kisah Nabi Adam as dan Iblis yang Iri Hati Begitu Adam hidup, Allah memerintahkan semua malaikat, jin, bahkan iblis untuk bersujud kepada Sang Manusia Pertama. Akan tetapi, salah satu di antara mereka, yakni iblis, menolak untuk bersujud lantaran menilai manusia itu ialah makhluk hina karena terbuat dari tanah kotor dan bau. Iblis pun bersikap sombong dan merasa dirinya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Adam. “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” Al Baqarah 34 Rasa iri hati iblis pada penghuni baru surga itu bisa dibilang terlalu besar. Sampai-sampai, ia memikirkan berbagai cara untuk membuatnya keluar dari sana. Hingga suatu hari, iblis memanfaatkan Hawa istri Adam untuk mengelabuinya agar memakan buah yang oleh Allah dilarang untuk disentuh. Baca juga Kisah Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci Beserta Ulasan Lengkapnya Cerita Nabi Adam Diusir dari Surga Sumber Wikimedia Commons Ide iblis untuk memanfaatkan Hawa sangat licik. Mereka bahkan mengiming-imingi kekuasaan kepada Adam. “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?'” Surah Thaha 120 Setan juga membujuk Adam dengan iming-iming hidup abadi. “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal dalam surga’.” Surah Al A’raf 20 Segera setelahnya, setan membuat Hawa membujuk Adam untuk memakan buah khuldi yang sesungguhnya terlarang, sehingga Allah mengeluarkan mereka dari surga dan menghukum keduanya untuk turun ke bumi. “Dan Kami berfirman, Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan’.” Al Baqarah 36 Di dalam Alquran, kisah lengkap turunnya Nabi Adam as dan Hawa ke bumi dimaksudkan agar keduanya bertobat dari kesalahan mereka. Akan tetapi, tidak terungkap secara pasti hukuman apa yang mesti dijalani oleh keduanya. Sebagaimana yang diyakini umat Islam, keduanya turun ke bumi dan dipisahkan sampai bertemu kembali di Jabal Rahmah, Arafah, Arab Saudi. Sementara itu menurut sebagian ulama, keduanya tidak pernah berada di surga, melainkan hanya dikeluarkan dari tempat tinggal mereka di sebuah taman nan indah yang ada di bumi. Di sisi lain berdasarkan kepercayaan masyarakat Swahili di Afrika, kisah lengkap pengusiran Nabi Adam as dan Hawa diceritakan berbeda. Bahwasanya, Hawa memakan buah khuldi terlebih dulu dan diusir dari surga, lalu Adam ikut memakan buah tersebut demi menyusul Hawa agar dapat melindunginya di bumi. Baca juga Cerita Rakyat Terjadinya Gunung Merapi dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Dibaca Tentang Putra dan Putri Adam Di bumi, Adam dan Hawa dikaruniai putra dan putri. Mereka bernama Qabil, Habil, dan Syits, yang masing-masing memiliki saudari kembar perempuan, tetapi tidak disebutkan dengan pasti namanya di dalam Alquran maupun Alkitab. Meski demikian, nama putri-putri Adam diceritakan dalam kumpulan tulisan dari abad pertengahan yang berjudul Legenda Emas. Di situ disebutkan bahwa ketiga nama putri Adam-Hawa, masing-masing adalah Luluwa Iqlima atau Aqlima, Aven, dan Azura. Tiap-tiap mereka dinikahkan dengan kembaran satu sama lain dari saudaranya sendiri kecuali Syits dan Azura, yaitu Luluwa dengan Habil, Aven dengan Qabil, dan Azura dengan Syits. Walau begitu, terdapat pendapat lain terkait pernikahan putra-putra Adam. Dikatakan bahwa mereka tidak menikahi saudarinya, melainkan para bidadari yang diutus oleh Allah untuk turun ke bumi dan menjadi istri mereka. Lebih lanjut, putra Sang Nabi, yakni Qabil dan Habil diabadikan namanya di Alquran dan Alkitab sebagai pengingat bagi umat manusia tentang pembunuhan pertama di dunia. Cerita keduanya yang terbilang cukup terkenal itu bermula ketika Qabil dan Habil berkurban memberikan persembahan karena sesuatu hal. Berdasarkan sumber Sunni, keduanya diminta berkurban lantaran Qabil tidak ingin dinikahkan dengan saudara kembar Habil. Padahal, Habil telah bersedia menikah dengan saudari kembar Qabil. Mereka lantas diminta untuk mempersembahkan kurban, dan barang siapa yang kurbannya diterima akan mendapatkan yang mereka inginkan. Sementara menurut sumber Syiah, perselisihan Qabil dan Habil bukanlah karena masalah pernikahan, melainkan siapa yang akan ditunjuk sebagai penerus sang ayah sebagai khalifah. Habil membawa kurban berupa unta betina, sedangkan Qabil mempersembahkan padi yang buruk kualitasnya. Kurban Habil diterima, tetapi persembahan Qabil tidak. Hal ini membuat Qabil murka dan membunuh Habil. Qabil kemudian menguburkan mayat saudaranya setelah menyaksikan seekor gagak yang juga menguburkan gagak lain yang mati di dalam tanah. “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya Qabil bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil, Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’ Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” Surah Al Maidah 31 Baca juga Legenda Asal Usul Munculnya Selat Bali Beserta Ulasan Menariknya Wafatnya Nabi Adam Alaihissalam Sumber Wikimedia Commons Sebelum membahas kisah lengkap wafatnya Nabi Adam as, terlebih dulu kami singgung cerita mengenai dirinya yang pernah diperlihatkan oleh Allah akan keturunan-keturunannya di masa depan. Salah satunya ialah Daud, di mana sesudah melihatnya, Adam meminta agar Allah memberikan 40 tahun umurnya kepada Daud. Bertahun-tahun kemudian, saat tiba waktunya bagi Adam untuk dijemput oleh malaikat maut, ia lupa pernah memberikan 40 tahun dari masa hidupnya kepada Daud. Alhasil, ia pun menolak untuk pergi karena merasa masih memiliki waktu sampai 40 tahun mendatang. Di riwayat lain, dikatakan bahwa sebelum meninggal, Sang Nabi sempat meminta anak-anaknya mengambil buah anggur dari surga. Namun, para malaikat menyuruh mereka pergi dan turun ke bumi menemui Adam. Malaikat maut kemudian mencabut nyawa Sang Manusia Pertama tersebut. Sementara itu, Alquran tidak menyebutkan di usia berapa Adam meninggal dunia. Para ulama berpendapat, ia meninggal sewaktu berusia seribu tahun. Akan tetapi, perhitungan ini bisa saja kurang tepat karena adanya perbedaan sistem penanggalan, terlebih Sang Nabi pernah pula hidup beberapa tahun di surga. Lain halnya dengan di Alquran, Alkitab menyebut secara rinci pada umur berapa Nabi Adam tutup usia. Menurut Alkitab, tepatnya di Bab Kejadian ayat ke-5, usia Adam adalah 930 tahun. “Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.” Terdapat sejumlah tempat yang dipercaya merupakan makam Sang Nabi. Beberapa di antaranya, yaitu sebuah gunung di India, Baitul Maqdis di Yerussalem, Bukit Golgota tempat yang menjadi lokasi penyaliban Yesus, Gunung Abu Qubais di Mekah, dan Al-Haram Imam Ali di Najaf Irak yang lokasinya sama dengan makam dari Ali bin Abi Thalib. Sekilas Soal Mukjizat Nabi Adam As Sebagai manusia pertama, Nabi Adam as memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki nabi dan rasul lainnya. Salah satunya, yaitu ia ditunjuk oleh Allah sebagai khalifah pertama yang ada di muka bumi seperti yang tertera dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 30. Selain itu, ia juga mempunyai mukjizat mengetahui segala hal yang ada di bumi, baik nama-nama benda maupun semua makhluk hidup di sana. Ia dikaruniai pula umur yang panjang, hingga dapat memberikan 40 tahun usianya kepada Nabi Daud as. Mukjizat lainnya ialah, Adam dikaruniai keturunan laki-laki dan perempuan yang berpasang-pasangan alias kembar. Sebelumnya sudah disinggung bahwa putra putrinya bahkan dinikahkan satu sama lain dan menjadi nenek moyang manusia yang ada di bumi. Baca juga Cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis yang Dipenuhi dengan Keajaiban Keteladanan yang Bisa Diambil dari Cerita Nabi Adam Sumber Wikimedia Commons 1. Taati Perintah Allah dan Jauhi Larangan-Nya Sebagaimana cerita tentang Nabi Adam as yang terusir dari surga karena melakukan perbuatan yang dilarang Allah, semestinya kita sebagai manusia belajar dari kesalahan yang dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan menaati perintah Allah dan senantiasa menjauhi segala larangan-Nya. Lagi pula, Allah melarang segala sesuatu bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjauhkan kita dari hal-hal yang mungkin merugikan manusia. Dan pada setiap perintah-Nya, tentu ada banyak hikmah dan kebaikan yang bisa jadi menguntungkan kita sebagai manusia. 2. Segeralah Bertobat dan Jangan Mengulang Dosa Sang Nabi menyadari kesalahannya dan segera bertobat kepada Allah. “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia Allah pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” Al Baqarah 37 Di Surah Al A’raf ayat 23 tercantum pertobatan Adam dan Hawa yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Usai bertobat, Adam tidak lagi mengulangi dosanya. Walau begitu, ia tetap diturunkan dari surga lantaran mesti menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana firman Allah yang tertera pada Surah Thaha ayat 122, yang berbunyi, “Kemudian Tuhannya memilihnya menjadi Rasul, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.” Perintah Allah Taala untuk menjadikan Adam sebagai khalifah juga tertera pada Surah Al Baqarah ayat 38, yaitu, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Gunung Semeru Beserta Ulasan Menariknya Puas Membaca Kisah Lengkap Nabi Adam As di Atas? Demikian tadi cerita lengkap mengenai kehidupan Nabi Adam as sejak diciptakan sebagai manusia pertama hingga kapan dirinya meninggal dunia. Kiranya, dari riwayat di atas kamu dapat mengambil pelajaran dan hikmah, sehingga bisa menjalani hidupmu semakin baik dari hari ke hari. Kalau kamu ingin mengetahui kisah para nabi dan rasul lainnya untuk meneladani sikap mereka, kami juga menyediakan artikelnya, lho. Di antaranya adalah riwayat tentang Nabi Musa, Yusuf, Sulaiman, Ibrahim, dan lain-lain, beserta sumber terpercaya dari Alquran maupun hadis. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

kisah azura putri nabi adam